Inilah Kumpulan Fakta Seputar di Tutupnya Liberty Reserve




Situsnya ditutup, pendiri Liberty Reserve juga ikut ditangkap


Langkah pemerintah AS untuk menutup tindakan pencucian uang yang diduga dipelihara oleh Liberty Reserve (LR) tidak cukup hanya dengan menutup layanannya saja. Pendiri LR, Arthur Budovsky, juga ditangkap berkaitan dengan hal ini.
Seperti yang dilansir oleh Guardian (28/5), penangkapannya dilakukan di Spanyol, tempat di mana Budovsky tinggal. Bersama dengan Budovsky, ditangkap pula seorang warga negara Rusia di Kosta Rika dengan alasan yang sama.
Budovsky sendiri adalah seorang warga negara Kosta Rika naturalisasi. Sebelumnya dirinya merupakan warga negara Amerika Serikat.
Ketika sudah berganti kewarganegaraan, dirinya kemudian mendirikan Liberty Reserve (LR) sebagai salah satu jasa penyalur uang secara online. Adapun Kosta Rika dipilihnya sebagai basis karena tak memiliki peraturan yang ketat mengenai pengembangan layanan transaksi keuangan secara online.
Hal inilah yang dijadikan ajang untuk para pengguna LR dengan melakukan transaksi keuangan ilegal termasuk pencucian uang dari barang-barang haram. Terlebih lagi, ketentuan layanan LR yang tak mengharuskan pengguna menunjukkan identitas resminya juga ikut menyuburkan hal ini.
Sehingga, LR pun dianggap ikut mengembangkan aktivitas pencucian uang secara online. Oleh karenanya, layanan ini pun ditutup sepihak oleh pemerintah AS dan dilakukan pengadilan setelahnya.(merdeka.com)

55 Juta Transaksi 54 Triliun Rupiah

Sejak ditutup Jumat (24/5) lalu, hampir semua media besar internasional memberitakan perkembangan kasus pencucian uang payment processor terpopuler, Liberty Reserve.
Dilansir dari The New York Times hari ini, Departemen Kehakiman AS telah mendakwa Liberty Reserve atas tuduhan pencucian uang dan kejahatan internet yang terorganisir. Jaksa AS, Preet Bharara mengatakan, Liberty Reserve bertanggung jawab atas pencucian uang sebesar 6 milyar Dolar AS atau sekitar 54 triliun Rupiah, melakukan 55 juta transaksi yang melibatkan jutaan pelanggan di seluruh dunia, termasuk sekitar 200.000 di Amerika Serikat. Ini diyakini sebagai kasus pencucian uang secara online terbesar dalam sejarah.
Liberty Reserve juga didakwa atas tuduhan penipuan kartu kredit, pencurian identitas, penipuan investasi, komputer hacking, pornografi anak, dan perdagangan narkotika.
Lima orang, termasuk pendiri Liberty Reserve, Arthur Budovsky, telah ditangkap Jumat (25/5) lalu.  Selain tuntutan pidana, lima nama domain disita, termasuk yang digunakan oleh Liberty Reserve. Pejabat berwenang juga memblokir rekening bank bersangkutan. (bengkuluekspress.com)

dan Berikut 3 Penyebab LR Liberty Reserve Ditutup
1.      Pelihara pencucian uang
Diperkirakan, ada uang sekitar USD 6 miliar atau sekitar Rp 58,2 triliun yang berputar di aktivitas ilegal ini. Bahkan, yang lebih berbahaya lagi, uang hasil pencucian ini juga didapatkan dari aktivitas haram. Tercatat, uang tersebut hasil dari penjualan konten porno, pencurian, hingga perampokan online.
2.      Berbasis di Kosta Rika
LR berbasis di Kosta Rika. Padahal, negara ini tidak termasuk dalam Action Task Force on Money Laundering (FATF), gugus tugas yang dibentuk untuk memberantas tindakan pencucian uang di seluruh dunia.
Sebenarnya, hal ini sendiri memang bisa mengamankan LR dari hukum AS. Hanya saja, karena adanya pengguna mereka yang berada di AS, maka pemerintah negeri Paman Sam tersebut pun berani mengambil tindakan tegas.
3.      Jaga kerahasiaan pengguna
Dengan tak ikut menyertakan identitas asli pengguna, LR diduga memang turut berperan dalam menyuburkan tindakan pencucian uang. Dengan begitu, tak akan diketahui siapa saja yang telah menerima uang hasil pencucian ini. Hal ini tentunya menyulitkan tindakan penyelidikan.
Memang, seperti diketahui, pengguna LR tak harus menyertakan identitas resminya untuk memverifikasi akun LR mereka. Pengguna tetap bisa bertransaksi secara leluasa meskipun menggunakan nama anonim sekalipun.(mediablogseo.info)